Pengeluaran diskresioner mewakili pilihan pengeluaran sukarela yang dibuat oleh individu, rumah tangga, dan bisnis. Pengeluaran ini sering kali dikategorikan sebagai “keinginan” dan bukan “kebutuhan”, berbeda dengan pengeluaran non-diskresioner yang penting untuk kelangsungan hidup dan operasional sehari-hari. Pengeluaran diskresi mengacu pada pengeluaran sukarela untuk barang dan jasa yang tidak penting yang meningkatkan kualitas hidup namun tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Artikel ini menyelidiki sifat pengeluaran diskresioner, memberikan pemahaman komprehensif tentang implikasinya terhadap keuangan pribadi dan operasional bisnis.
Terkait: Bisakah Mitra Bisnis Saya Menarik Dana Tanpa Persetujuan Saya?
Mendefinisikan Biaya Diskresioner
Biaya diskresioner adalah biaya tidak penting yang timbul secara sukarela. Pengeluaran untuk barang dan jasa yang meningkatkan kualitas hidup namun tidak wajib untuk kelangsungan hidup atau fungsi dasar. Misalnya saja, membeli ponsel pintar model terbaru merupakan pengeluaran yang tidak diperlukan karena tidak diperlukan untuk komunikasi dasar, yang dapat dicapai dengan model lama. Sebaliknya, ini memenuhi keinginan akan teknologi dan fitur terkini.
Pengeluaran Diskresi Rumah Tangga dan Individu
Dalam konteks rumah tangga, pengeluaran diskresi berperan setelah menutupi pengeluaran yang diperlukan seperti makanan, perumahan, utilitas, dan transportasi. Pendapatan yang tersisa setelah biaya-biaya penting ini disebut pendapatan diskresi. Sisa pendapatan ini dapat dialokasikan untuk berbagai pembelian diskresi seperti makan di luar, hiburan, liburan, barang mewah, dan hobi.
Contoh Pengeluaran Diskresioner dalam Rumah Tangga
Beberapa contoh umum pengeluaran diskresi untuk individu dan rumah tangga meliputi:
- Elektronik: Mengupgrade ke gadget terbaru seperti smartphone, tablet, dan sistem hiburan rumah.
- Perabotan dan Peralatan: Membeli furnitur baru atau memperbarui peralatan rumah tangga.
- Kendaraan: Membeli mobil baru atau kendaraan lain untuk keperluan pribadi.
- Kegiatan Rekreasi: Pengeluaran untuk liburan, keanggotaan gym, peralatan olahraga, dan aktivitas rekreasi.
- Hiburan: Tiket konser, film, dan acara olahraga.
- Kontribusi Amal: Sumbangan untuk tujuan dan organisasi, meskipun mulia, tetap bersifat kebijaksanaan.
Pengeluaran Diskresioner dalam Bisnis
Bagi bisnis, pengeluaran diskresi adalah pengeluaran yang tidak penting bagi operasi inti namun dapat meningkatkan kinerja atau pertumbuhan bisnis. Pengeluaran ini sangat bervariasi tergantung pada sifat bisnisnya.
Contoh Pengeluaran Diskresioner dalam Bisnis
- Pemasaran dan Periklanan: Meskipun penting untuk pertumbuhan, hal ini dapat diperkecil ketika perekonomian sedang lesu.
- Pelatihan Karyawan: Penting untuk pengembangan keterampilan tetapi dapat ditunda jika perlu.
- Peningkatan Kantor: Perabotan kantor baru, sistem teknologi canggih, dan peningkatan estetika.
- Merger dan Akuisisi: Investasi dalam mengakuisisi bisnis lain, yang merupakan bagian dari strategi pertumbuhan namun tidak penting untuk operasi sehari-hari.
Dunia usaha sering kali mengurangi pengeluaran diskresi selama resesi ekonomi untuk menghemat sumber daya. Hal ini mungkin termasuk menunda rencana ekspansi, mengurangi anggaran pemasaran, atau menunda peningkatan dan proyek yang tidak penting.
Dampak Ekonomi terhadap Pengeluaran Diskresi
Pengeluaran diskresi berhubungan erat dengan kondisi perekonomian. Selama masa pertumbuhan ekonomi, individu dan dunia usaha cenderung meningkatkan pengeluaran mereka karena kepercayaan diri yang lebih tinggi dan pendapatan yang dapat dibelanjakan. Sebaliknya, ketika perekonomian sedang lesu, ada kecenderungan untuk mengurangi pengeluaran yang tidak penting untuk menjaga stabilitas keuangan.
Elastisitas Harga dan Pengeluaran Diskresi
Dalam ekonomi mikro, pengeluaran diskresi dianggap lebih elastis terhadap harga dibandingkan pengeluaran penting. Artinya, permintaan terhadap barang-barang pilihan lebih sensitif terhadap perubahan harga. Jika harga barang mewah naik secara signifikan, konsumen dapat dengan mudah mengurangi pembelian tersebut. Di sisi lain, barang-barang penting seperti makanan dan sewa tidak elastis terhadap harga karena konsumen tidak punya pilihan selain menanggung biaya-biaya tersebut, terlepas dari kenaikan harga.
Penganggaran untuk Pengeluaran Diskresi
Penganggaran yang efektif melibatkan pendekatan yang seimbang terhadap pengeluaran diskresi. Salah satu metode yang banyak direkomendasikan adalah aturan anggaran 50/30/20. Kerangka penganggaran ini mengalokasikan:
- 50% dari pendapatan untuk kebutuhan penting (perumahan, utilitas, bahan makanan),
- 30% untuk kebutuhan diskresi (hiburan, makan di luar, liburan),
- 20% untuk tabungan dan pembayaran hutang.
Metode ini membantu individu dan rumah tangga mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif, memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan penting terpenuhi, tabungan diprioritaskan, dan pengeluaran diskresi terkendali.
Tip Praktis untuk Mengelola Pengeluaran Diskresi
- Lacak Pengeluaran Anda: Menyimpan catatan rinci tentang semua pengeluaran untuk mengidentifikasi pola pengeluaran diskresi.
- Tetapkan Prioritas: Tentukan barang-barang pilihan mana yang paling bernilai dalam hidup Anda dan prioritaskan.
- Buat Dana Terpisah: Alokasikan sejumlah tertentu pendapatan Anda ke dana belanja tambahan untuk menghindari pengeluaran berlebihan.
- Tinjau Secara Teratur: Tinjau anggaran Anda secara berkala dan sesuaikan pengeluaran diskresi berdasarkan perubahan pendapatan atau tujuan keuangan.
Aspek Psikologis dari Pengeluaran Diskresi
Discretionary pembelanjaan tidak hanya menyangkut kemampuan finansial tetapi juga melibatkan faktor psikologis. Membelanjakan barang-barang yang tidak penting dapat memberikan kepuasan emosional dan rasa pencapaian. Namun, penting untuk menyeimbangkan kepuasan jangka pendek dengan tujuan finansial jangka panjang.
Mendorong Perilaku Keuangan Positif
Perencana keuangan sering kali mendorong individu untuk membuat keputusan pengeluaran yang selaras dengan nilai dan tujuan jangka panjang mereka. Dengan berfokus pada emosi positif yang terkait dengan menabung untuk tujuan masa depan, seperti pensiun atau keamanan finansial, individu dapat membuat pilihan pengeluaran yang lebih disengaja dan memuaskan.
- Pengeluaran Berbasis Nilai: Menghabiskan uang dengan cara yang mencerminkan nilai-nilai pribadi dan aspirasi jangka panjang.
- Pengeluaran yang Sadar: Waspadai kebiasaan belanja dan hindari pembelian impulsif yang tidak memberikan nilai tambah yang signifikan.
- Perencanaan Jangka Panjang: Memprioritaskan tabungan dan investasi untuk kebutuhan masa depan dibandingkan pembelian darurat.
Kesimpulan
Pengeluaran diskresioner memainkan peran penting dalam keuangan pribadi dan bisnis. Memahami perbedaan antara pengeluaran penting dan tidak penting membantu individu dan bisnis mengelola keuangan mereka dengan lebih efektif. Dengan menggabungkan praktik penganggaran terstruktur dan kebiasaan belanja yang penuh perhatian, kita dapat menikmati manfaat dari belanja diskresi sambil menjaga stabilitas keuangan dan berupaya mencapai tujuan jangka panjang. Menyeimbangkan “keinginan” dan “kebutuhan” adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang memuaskan dan aman secara finansial.